Kebun Raya Banua memiliki dua gerbang, yaitu gerbang utama dan gerbang utara. Fasilitas wisata yang banyak dikunjungi berada di gerbang utara berupa taman labirin, sedangkan pada gerbang utama, terdapat kantor, rumah kaca, serta konservatorium. Selain itu pada gerbang utama ini, terdapat visitor yang dapat digunakan untuk kegiatan massal seperti seminar atau acara pernikahan.
Banyaknya kegiatan yang dapat dilakukan di area gerbang utama ini mengharuskan pengelola Kebun Raya Banua melakukan penghijauan area, terutama di bagian median jalan sebagai area penerima. Selain melakukan penghijauan, diharapkan area penerima ini menjadi ciri khas suatu wilayah. Salah satunya adalah Jukung Hijau Banua yang terbuat dari tanaman.
Tanaman yang digunakan untuk pembuatan Jukung Hijau Banua ini adalah berupa tanaman adas. Nama ilmiah dari tanaman ini yaitu Foeniculum spp. dengan family Apiaceae. Tanaman ini memiliki bau yang harum yang disinyalir dapat digunakan untuk mengobati sakit perut, batuk, dan ambien. Akar dari tanaman ini juga mengandung alkaloid, saponin, steroid, triterpenoid, dan tanin yang menjadikan tanaman ini berpotensi untuk dijadikan pestisida nabati untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan.
Pembuatan Jukung Hijau Banua didasari oleh sejarah alat transportasi tradisional di Kalimantan Selatan yaitu jukung. Jukung juga merupakan saksi sejarah para pejuang di Kalimantan Selatan selama Perang Banjar. Hingga sekarang jukung merupakan salah satu ikon wisata di Kalimantan Selatan yang dikoordinir dalam sebuah tempat wisata, yaitu pasar terapung.
Pembuatan Jukung Hijau Banua ini didahului dengan merancang bentuk dari jukung, penyetekan tanaman adas, melakukan penanaman, hingga perawatannya. Untuk membentuk Jukung Hijau Banua memerlukan waktu 9 bulan. Diharapkan Jukung Hijau Banua ini dapat menjadi salah satu spot foto baru bagi pengunjung Kebun Raya Banua.